makalah manajemen dakwah

BAB I
PENDAHULUAN
Kerja dakwah dengan segala ciri-cirinya merupakan sarana utama mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil'alamin. Kesempurnaan Islam dan kemanfaatan Islam bagi hidup ini, hanya akan dirasakan apabila mereka yang berada di dalam Islam memahami Islam secara syamil (sempurna) yang utuh. Ini menuntut syarat lain, yaitu adanya sekelompok manusia yang bergerak membimbing dan menyebarkan risalah ini untuk seluruh manusia. "Manusia dakwah" inilah yang akan mengalirkan fikrah dan roh baru kepada kalbu dan akal seluruh manusia seperti mengalirnya air segar yang menghidup suburkan tanah kering kontang.
Keadaan sistem pengetahuan Islam dewasa ini pun semakin kritis. Pemikiran dan perencanaan mereka hampir tidak berdaya menghadapi lingkungan dan tuntutan baru. Sedangkan keadaan pemikiran para aktivis pula seakan lumpuh bila dituntut untuk mengemukakan teori baru yang sesuai dengan tuntutan yang akan dicapai. Padahal semua itu memerlukan perencanaan, organisasi dan pengurusan yang tinggi.
Untuk itu dalam pelaksanaan pengelolaan organisasi dakwah tidak bisa pula kita lepas dari kajian manajemen yang lebih difokuskan lagi kedalam fungsi-fungsi manajemen dalam pelaksanaan dakwah, karena fungsi manajemen merupakan suatu hal yang pokok yang harus dilakukan oleh seseorang dalam pelaksanaan pengelolaan organisasi dakwah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Adapun fungsi-fungsi manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan organisasi dakwah yaitu berawal dari perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan dilanjutkan dengan pengawasan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dakwah itu sendiri.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Perencanaan Dakwah
Perencanaan dan dakwah merupakan dua kata yang berbeda arti. Perencanaan memiliki arti yang sangat penting dalam pelaksanaan pengelolaan organisasi dakwah karena tanpa adanya perencanaan, kegiatan dakwah tidak mungkin berjalan dengan lancar. Perencanaan merupakan tugas utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan dakwah.
Jadi jika pengertian perencanaan dihubungkan dengan pengertian dakwah, maka dapat diketahui bahwa perencanaan dakwah adalah suatu proses pemikiran atau usaha sadar dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang dengan prosedur dan metode pelaksanaannya untuk mencapai tujuan dakwah.[1]
Abd. Rosyad Shaleh mengatakan bahwa tahap-tahap penyusunan perencanaan dalam kegiatan dakwah adalah sebagai berikut:
    • Perkiraan dan perhitungan masa depan.
    • Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah yang telah ditetapkan sebelumnya.
    • Penetapan tindakan-tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaannya.
    • Penetapan metode.
    • Penetapan dan penjadwalan waktu.
    • Penempatan lokasi (tempat).
    • Penetapan biaya.
B.  Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian adalah sebuah proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan ke dalam suatu bagian yang dipimpin oleh manajer serta melimpahkan wewenang agar dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Abd. Rosyad Shaleh dalam bukunya Manajemen Dakwah Islam, mengatakan bahwa langkah-langkah pengorganisasian dalam pelaksanaan dakwah adalah sebagai berikut:
    • Membagi-bagi dan menggolongkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu.
    • Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing kesatuan, serta menempatkan pelaksana atau da’i untuk melaksanakan tugas tersebut.
    • Memberikan wewenang kepada masing-masing pelaksana.
    • Menetapkan jalinan hubungan.

C.  Penganggaran (Budgeting)
Penganggaran merupakan suatu langkah perancanaan yang berwujud angka-angka dan dapat dijadikan alat dalam pengawasan.
Dalam kegiatan dakwah, penentuan angaran adalah salah satu tugas yang harus dilakukan seorang manejer dakwah karena kegiatan dakwah tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya perhitungan biaya yang akan dikeluarkan dan menaksirkan pendapatan yang akan diperoleh pada masa yang akan datang untuk menjalankan kegiatan dakwah dalam periode tertentu.
Dalam menentukan penganggaran, manejer dakwah diharapkan mempunyai sumber-sumber yang akurat dan didapat secara efisien. Untuk itu, seorang manejer dakwah harus melaksanakan beberapa proses diantaranya :

3
a)    Mengidentifikasikan kegiatan dakwah yang akan dilaksanakan periode anggaran
b)   Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam bentuk uang
Dengan demikian, perencanaan dakwah yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik karena dalam proses perencanaan dakwah telah memperhatikan dan memperhitungkan berbagai faktor yang terkait dengan perencanaan yang dimulai dengan melakukan suatu analisis dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap organisasi dakwah tersebut dan dilanjutkan dengan perumusan sasaran dan tujuan, penyusunan program yang akan dijalankan, penjadwalan program, penetapan prosedur yang harus dilakukan terhadap program yang telah dirancang serta penganggaran biaya apa saja yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan dakwah yang tetap mengarah kepada pencapaian tujuan Dakwah
D.Pelaksanaan / Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah aktivitas pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjuruskan semua bawahan agar berkeinginan, bertujuan serta bergerak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan merasa berkepentingan serta bersatu-padu dengan rencana dan usaha organisasinya. Dari aktivitas ini, kalau diperinci terdiri atas fungsi-fungsi manajemen lainnya, yang berupa pembimbingan / pengarahan, pengkoordinasian, serta pembuatan keputusan.[2]
Abd. Rosyad Shaleh dalam bukunya Manajemen Dakwah Islam, mengatakan bahwa langkah-langkah penggerakkan dalam pelaksanaan dakwah adalah sebagai berikut:
    • Pemberian motivasi (motivation)
    • Pembimbingan (conselling, commanding, leading)
    • Penjalinan hubungan (coordination)
    • Penyelenggaraan komunikasi (communication)
    • Pengembangan atau peningkatan pelaksana (training and development)
E.Pengawasan (Controlling)
Pengawasan adalah fungsi manajemen yang merupakan pengukuran dan perbaikan dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan para bawahannya agar yakin bahwa sasaran-sasaran dan rencana yang telah dirancang dapat dicapai.[3]
Abd. Rosyad Shaleh menegaskan bahwa langkah-langkah pengawasan dalam pelaksanaan dakwah adalah sebagai berikut:
    • Menetapkan standard.
    • Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap pelaksanaan tugas dakwah yang telah ditetapkan.
    • Membandingkan antara pelaksanaan tugas dengan standard.
    • Mengadakan tindakan perbaikan dan pembetulan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
E. Penilaian / Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu fungsi manajemen untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prosedur dan langkah yang telah diterapkan. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan itu memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan atau tidak, sehingga manajemen perlu mengambil tindakan, antara lain mengubah strategi, agar mencapai tujuan.
Evaluasi pada hakikatnya bertujuan menguji dan memberi nilai pada suatu rencana atau pedoman yang telah ada. Untuk itu maka dalam memberi penilaian terhadap hasil pelaksanaan tugas diperlukan hal-hal sebagai berikut:
  1. Perbandingan yang obyektif dan sistematis.
  2. Punya kriteria (standar) ukuran keberhasilan.
  3. Evaluasi dan instrumen yang digunakan.
  4. Penganalisaan data informasi.
  5. Penarikan kesimpulan.
  6. Tindak lanjut.
Sedangkan fungsi evaluasi dalam suatu kegiatan dakwah adalah:
  1. Memperoleh umpan balik dari hasil evaluasi yang dijalankan.
  2. Menentukan keberhasilan dari suatu kegiatan / tugas dakwah.
  3. Mengetahui faktor hambatan dan faktor pendorong dari pelaksanaan kegiatan dakwah.
  4. Sebagai input bagi pengaturan, perbaikan dan perencanaan untuk masa mendatang.[4]







BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Manajemen dakwah adalah proses merencanakan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas itu. Kemudian menggerakkannya ke arah perencanaan tujuan dakwah yang diinginkan.
Adapun dalam melaksanakan manajemen dakwah seorang pemimpin harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
· Berpandangan jauh kemasa depan
· Bersikap dan bertindak bijaksana
· Berpengetahuan luas
· Bersikap dan bertindak adil
· Berpendirian teguh
· Mempunyai keyakinan bahwa misinya akan berhasil
· Berhati ikhas
· Memiliki kondisi fisik yang baik
· Mampu berkomunikasi




7
DAFTAR PUSTAKA
Zakia, Rahima, Dra.M.Pd. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah : The Minang Kabau Foundation. Jakarta. 2006
S.P. Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber daya Manusia : Bumi Aksara. Jakarta. 2009
R. Terry, George (terj,J.Smith). Prinsip-prinsip Manajemen : Bumi Aksara. Jakarta. 1993
Salmadanis, Prof. Dkk. Manajemen Masjid dan aplikasinya : The Minang Kabau












8




[1] Zakia, Rahima, Dra.M.Pd. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah : The Minang Kabau Foundation. Jakarta. 2006

2
[2] S.P. Hasibuan, Malayu. Manajemen Sumber daya Manusia : Bumi Aksara. Jakarta. 2009

4
[3] R. Terry, George (terj,J.Smith). Prinsip-prinsip Manajemen : Bumi Aksara. Jakarta. 1993

5
[4] Salmadanis, Prof. Dkk. Manajemen Masjid dan aplikasinya : The Minang Kabau Foundation. Jakarta. 2006

6

Komentar

Postingan populer dari blog ini

makalah Persamaan dan Perbedaan serta Keterkaitan Akhlak

makalah sejarah dakwah orde lama

jenis jenis akhlak